Review, rekomendasi dan kritik film bermutu.

Senin, 26 Oktober 2015

Sihir Hitam Putih

konspirasi hitam putih di dunia pertelevisian

Walaupun judulnya sihir, coba lihat, tulisan ini tidak kumasukkan ke dalam label sihir karena ini memang bukan tentang sihir yang seperti itu. Dan tulisan ini juga tidak membahas tentang acara di TRANS 7 yang dibawa oleh Dedy Corbuzier (saja).


Disini saya mencoba menceritakan kecenderungan industri musik dan TV yang lagi demam hitam putih. Acara hitam putih di TRANS 7 hanya satu dari contoh paling dekat yang bisa kalian lihat secara langsung, masih banyak lagi diluar sana yang perlu kalian perhatikan.


Coba lihat video klip Coldplay yang terbaru, hitam putih juga kan? Sayangnya aku hanya mengingat coldplay padahal ada banyak sekali video klip yang mengangkat tema BLACK and WHITE sekarang ini. Aku harap kalian lebih tahu. Bahkan aku memprediksi akan muncul lebih banyak lagi video-video seperti ini sebentar lagi.

Kalian tidak perlu melirik Rexona. Aku sendiri masih ragu apakah mereka mengeluarkan varian yang hitam putih seperti itu karena keinginan sendiri atau diminta oleh kekuatan yang lebih besar untuk keperluan agenda besar mereka.

Yang perlu kalian pikirkan adalah mengapa harus hitam putih? Kalian pasti ingat konspirasi papan catur kan? Ya, memang kesana arahnya.


Papan catur dianggap sebagai simbol penyatuan kegelapan dan cahaya, benar dan salah, baik dan buruk, sehingga pola itu mereka gunakan sebagai lantai di loji pemujaan Freemasonry.

Pada catatan Film Jahat yang Baik aku sudah menjelaskan bahwa mereka ingin mengaburkan batas benar dan salah. Mereka ingin mencampurkan yang hak dan yang bathil sehingga kalian tak akan bisa lagi membedakannya. Mereka melakukan ini secara pelan-pelan hingga pada akhirnya kalian akan melihat kebenaran dan kebathilan seperti dua buah warna merah dan biru yang bebas dipilih sesuai selera.

Mereka tidak hanya melakukannya sebatas warna saja. Mereka menerjemahkannya ke langkah nyata. Itu sebabnya acara hitam putih suka mengundang tokoh putih (seperti ustad walaupun telah diset) untuk disandingkan dengan tokoh hitam (penyihir yang diwakili oleh Corbuzier).

Sebenarnya tren ini tidak aneh mengingat semua TV dulunya dimulai dari hitam putih saja. Yang membuatnya jadi aneh adalah mengapa sekarang mereka lebih suka kembali pada hitam putih saat teknologi gambar dan warna sudah mencapai tahap High Defenition bahkan 3D.

Dan sayangnya aku masih harus mendengar berulang kali orang sok dewasa yang masih sanggup bilang, “Kita kan masih bisa bedakan mana yang baik dan buruk.” Aku harap memang begitu tapi setahuku di depan TV tidak semua orang punya kemampuan untuk mempertahankan filternya seperti itu. Mereka hanya tidak sadar filternya telah mati.

Jauhi TV! Jauhi TV! Jauhi TV!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Pengikut