Review, rekomendasi dan kritik film bermutu.

Jumat, 16 Oktober 2015

Pesan Asli Rapunzel Disney Tangled

analisis pesan tersembunyi di balik film kartun anak disney Tangled

Mungkin kalian lucu mendengarnya, bahwa aku menonton film Disney Tangled dan mereviewnya. Badan tegap, jenggot macho, masak tontonannya Tangled haha. Sebagai informasi aja, aku gak sengaja nontonnya waktu itu adikku yang perempuan sedang nonton, aku lagi nulis novel. (kalau kalian percaya)

Awalnya aku cuma tertarik untuk mencari apa film ini ada pesan tersembunyi atau ngga. Tapi beneran lho sekarang aku malah jadi suka. Alur ceritanya bagus. Setelah kucek di internet pun ternyata banyak orang yang bilang, kisah-kisah para princess sebelumnya terlalu basi, mereka hanya suka waktu anak-anak. Tapi cerita Rapunzel dalam Tangled ini sama sekali beda. Karakternya yang semangat dan energik juga lebih cocok dengan zaman sekarang. Rapunzel adalah gadis yang menyenangkan (dan menggemaskan), begitulah kata orang-orang.

Berikut ini adalah analisisku tentang film tangled. Tulisan yang kalian baca ini adalah versi revisi. Versi aslinya kutulis ketika filmnya sedang diputar, waktu itu aku bahkan bisa menebak jalan ceritanya (karena sudah tahu pesan apa yang ingin ditanamkan mereka). Baiklah kita mulai saja ya.


Tangled adalah salah satu film animasi Disney yang ceritanya diangkat dari cerita Rapunzel karya Brothers Grimm. Tokoh utama dalam film ini, Rapunzel, adalah seorang gadis cantik (as always) dengan rambut pirang ajaib yang sangat panjang. Rambutnya ini bisa bercahaya dalam gelap jika ia bernyanyi. Ibunya (Mother Gothel) melarangnya untuk keluar dari tempat tinggalnya diatas pohon yang tinggi di suatu desa terpencil. Ibunya selalu bilang di luar sana berbahaya. Banyak orang yang menginginkan rambut ajaibmu. Akhirnya rapunzel bagaikan seorang putri cantik jelita dalam cerita 1001 malam (ibunya Imam Al-Ghazali) yang dipingit, yang tak pernah melihat atau mendengar yang buruk-buruk atau melangkahkan kakinya ke tempat maksiat. Ia tak pernah keluar rumah. Oh seandainya masih ada gadis emas seperti itu sekarang...

Yang namanya anak gadis di umur segitu pastilah timbul gejolak di hatinya untuk bisa melihat dunia luar. Ia bergejolak di dalam dada, sebenarnya ia ingin keluar tapi hati kecilnya selalu bilang jangan (karena orang tuanya melarang). Di kamar Rapunzel tergantung sebuah lukisan dimana ribuan lentera diterbangkan ke langit. Ia ingin sekali melihatnya. Lukisan itu memberinya mimpi untuk melihat dunia luar. Andai saja ia cukup berani melakukannya.

Lanjutan ceritanya maka secara tak sengaja (takdir kata mereka – tapi yang ini takdir bikinan sutradara) datanglah seorang pemuda tampan yang bersedia membawa gadis cantik itu keluar. Si cantik sebenarnya ingin patuh pada ibunya tapi entah setan mana yang menyuruhnya untuk LEBIH MEMPERTURUTKAN SUARA DI DALAM HATINYA yang berkata, “Ayo keluar dan kejar mimpimu.”

MELAWAN ORANG TUA
Disinilah letak berbahaya film ini. Film ini membujuk kalian untuk lebih memperturutkan kata hati kalian daripada menuruti orang tua. Terlepas dari apakah mother Gothel itu ternyata ibunya yang palsu yang cuma mengeksploitasi Rapunzel dan rambut ajaibnya untuk tetap muda, yang jelas Rapunzel tidak tahu tentang hal itu. Bagi Rapunzel ibunya ya seperti ibu normal lainnya (ibumu dan ibuku) yang melarang anaknya keluar malam, pergi ke bar, tak boleh menunjukkan rambutnya (aurat) karena banyak yang menginginkannya. Itu semua persis seperti ibu kita yang baik.


Dan jika Rapunzel melawan ibunya waktu itu, itu artinya ia sedang melawan orang tuanya. Masalahnya adalah, di filmnya, cerita dimulai dari sejarah kelahiran si bayi rapunzel, sehingga kalian benar-benar tahu bahwa Rapunzel ini seorang putri istana. Itu akan memberi kesan dalam pikiran kalian bahwa keinginannya untuk keluar adalah takdirnya untuk kembali pada yang benar. 

Mungkin kalian akan bilang, “Tapi bang, kalau dia tidak begitu (melawan orang tua yang palsu itu) mana mungkin dia kembali ke istana (tempat tinggal ia yang sebenarnya)”. Sekarang giliran aku balik nanya, tidakkah itu membuat kali merasa ragu pada orang tua kalian? Aku takut, suatu saat ketika kalian bertentangan dengan orang tua kalian, yang tadinya (sebelum nonton film Tangled ini) kalian merasa orang tua tak mungkin salah, sekarang kalian jadi MUNGKIN berpikir “ORANG TUAKU SALAH.”

Coba bayangkan suatu perisai melindungi tubuh kalian dari apapun. Tiba-tiba kalian melihat perisai itu menghancurkan sebuah cokelat yang mau mendatangi kalian. Kalian lantas berkata pada perisai itu, “coklat itu tidak jahat kamu salah sasaran.” “maaf tapi aku tak tahu, yang kutahu hanyalah untuk melindungimu.” Lalu kamu tak terima, dan memutuskan untuk tidak mau dilindungi perisai itu lagi supaya coklat bisa bebas datang kepadamu. Tapi tebak apa yang terjadi, segala macam keburukan mulai menimpa dirimu. Kamu tak sadar bahwa selama ini meteor terus saja datang kepadamu, tapi perisai untuk membuatnya hancur untukmu (hanya saja kau tak tahu) dan ketika kau menghancurkan perisaimu, segala macam meteor menghantam. Itulah kiasanku tentang orang tuamu.


Yang lebih buruk lagi, kalau biasanya suatu cerita dengan pesan moral yang baik, selalu memberi akhir bahagia bagi yang berbuat baik dan memberi akhir yang buruk bagi karakter buruk, disini Rapunzel yang melawan orang tuanya diberikan akhir cerita yang baik, yaitu kembali menjadi seorang putri istana, kembali ke orang tuanya yang sah. Itu akan membuat kalian berpikir untuk mulai mengikuti mimpi-mimpi kalian (yang bisa dengan mudah dikendalikan media)

Kali ini aku bicara pada anak remaja SMP atau SMA yang doyan nonton film Disney. Sekali saja kalian berpikir bahwa mewujudkan mimpi lebih penting dari patuh kepada orang tua kalian akan menjadi sangat rentan dipengaruhi (baik itu setan atau media, sama saja). Apa lagi kalian masih dalam masa-masa yang labil. Pencarian jati diri adalah alasan utama kalian untuk mulai mengikuti mimpi.


baca halaman:
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Pengikut