Review, rekomendasi dan kritik film bermutu.

Senin, 12 Oktober 2015

Sihir Es Elsa Dalam Disney Frozen

Sebenarnya tidak banyak orang yang senang ketika aku menganalisis dan mereview film-film Disney. Tapi aku cukup yakin kalau mereka akan sependapat denganku dalam tulisan kali ini karena disini aku tidak akan banyak menjelek-jelekkan Anna dan Elsa.


Aku bukan orang yang secara buta membenci Disney dan seluruh lagu-lagunya. Aku tetap akan bilang film-film mereka bagus jika pesan-pesannya memang bagus. Dan bisa kukatakan film yang berlatar es yang dingin membeku ini adalah satu film yang cukup bagus jika seorang pemuda atau pemudi menontonnya dibawah bimbingan orang yang ahli.

Dalam film ini aku menemukan setidaknya ada tiga pesan utama yaitu: negatif, positif dan keduanya. Adapun satu pesan negatif yang coba disampaikan Disney lewat film ini adalah ...


TIDAK PACARAN ITU BERBAHAYA
Tuhan mengajari manusia benar dan salah lewat hadiah dan hukuman. Perbuatan yang benar akan dihadiahi pahala dan akhirnya dimasukkan ke dalam surga sedangkan perbuatan yang salah akan dihukumi dengan dosa dan akhirnya dimasukkan ke dalam neraka.

Cara seperti itu pula yang ditiru oleh para penulis cerita dan film untuk memperkenalkan konsep benar dan salah dalam versi mereka. Jika penulis ingin pembaca merasa bahwa perbuatan itu benar, si tokoh akan diberikannya akhir yang bahagia sedangkan jika penulis ingin pembaca merasa bahwa perbuatan itu salah, si tokoh akan diberikannya akhir yang tidak menyenangkan sebagai akibatnya.

Dalam film Disney Frozen ini, kalian akan melihat sebuah bagian dimana Anna ingin menikah dengan Hans tanpa proses pacaran terlebih dahulu. Anna yang baru bertemu dengan Hans beberapa jam entah bagaimana bisa merasa sedemikian cocoknya. Karena menyangka itu adalah perasaan yang muncul dari kesejatian cinta, Anna pun langsung meminta izin pada sang ratu untuk menikah.

Jika saja akhir dari cerita itu baik, aku akan katakan Disney Frozen sebagai salah satu film yang patut ditonton karena memang begitulah kenyataannya. Kita tak perlu pacaran dulu sebelum memutuskan untuk menikah. Jika tidak percaya coba baca Ternyata Kita Tak Perlu Pacaran.

Masalahnya adalah ternyata si pembuat film memberikan akhir yang buruk untuk kisah Anna dan Hans. Ternyata Hans adalah seseorang yang berhati busuk. Segera setelah mengetahui hal ini penonton akan langsung mengambil kesimpulan di alam bawah sadarnya, “Ternyata kita harus kenal baik-baik dulu calon pasangan kita.”

Pesan ini semakin diperkuat oleh debat Kristoff dan Anna di atas salju. Di sana Kristoff benar-benar tak habis pikir bagaimana Anna bisa jatuh cinta dengan laki-laki yang baru beberapa jam ia kenal.

Penonton yang ketika itu tidak ada bedanya dengan anak kecil karena pengaruh gelombang alpha dan tetha yang dipancarkan televisi dan bioskop, akan langsung menyatakan bahwa ternyata setiap manusia harus terlebih dahulu pacaran sebelum menikah jika tidak ingin seperti Anna.

Padahal? Tentu saja tidak seperti itu! Anna tertipu bukan karena ia tidak pacaran tapi karena ia memang tidak cukup mengenal. Seharusnya jika Anna memang tidak ingin pacaran, setidaknya ia harus mencari orang tua Hans dan mengenal lingkungan pergaulan Hans. Menanyai Hans tentang apa yang biasa ia lakukan tidak akan mengungkapkan diri Hans yang sebenarnya karena tidak seorang pembohong pun akan mengaku dirinya pembohong.

Yang perlu itu mengenal calon pasangan bukan pacaran dengan calon pasangan. Ingat itu ya adik-adik!

Sebenarnya masih ada pesan negatif lainnya tapi tanyakan saja secara langsung padaku jika kalian ingin mengetahuinya. Adapun pesan positif yang terkandung dalam film ini adalah:


AIB SESEORANG HARUS DITUTUPI
Seseorang yang selama ini dikira baik, akan jatuh ke posisi yang sangat rentan saat aibnya terbongkar. Seseorang yang selama ini bertahan untuk bersikap baik karena masih punya rasa malu dan harga diri akan kehilangan alasan untuk tetap berbuat baik ketika ia dipermalukan dan kehilangan harga dirinya. Posisi itulah yang kiranya dialami oleh Elsa.

Dalam film ini aib yang saya maksud adalah kemampuan sihir es Elsa. Disini kita tidak akan bahas keharaman ilmu sihirnya karena kita tidak tahu bagaimana bisa Elsa mendapatkannya.

Sihir es Elsa adalah hal yang selama ini ia tutupi karena dalam film itu sihir adalah sesuatu yang buruk (di dunia kita juga). Selama ini Elsa mencoba tampil anggun dan bersikap seperti gadis yang baik dan sopan karena orang memandangnya baik. Tapi ketika ia kehilangan pandangan baik itu ...

Setan dalam diri Elsa bisa berkata, “Sekarang kau tak lagi punya harga diri untuk dipertahankan. Orang sudah menganggapmu buruk dengan kemampuan sihir yang kuberikan. Karena itu biarkanlah saja. Lakukan apa maumu. Jangan ditahan-tahan lagi dan jangan pedulikan mereka.”

Di saat seperti itulah dengan semangat kebebasan yang luarbiasa Elsa menyanyikan lagu “Let It Go.” Lagu itu menjadi perlambang baginya bahwa kini siapapun tak bisa mengusiknya lagi, menasehatinya, atau memintanya kembali ke jalan yang lurus. Ia telah memilih jalan, menutup diri dan menentukan tempat tinggalnya.

Aku sangat takut kalau ada perempuan baik-baik yang tiba-tiba jatuh ke posisi Elsa kemudian juga terpengaruh oleh bisikan setan yang sama. Sudah cukup banyak remaja perempuan yang bangga dengan kenakalannya sekarang ini. Mereka pernah jadi gadis baik dulu sampai akhirnya mereka ketahuan pacaran, ketahuan merokok, ketahuan minum dan ketahuan ke klub malam. Citra baik yang dulu disematkan pada mereka kini telah berubah jadi citra buruk yang membuat mereka merasa putus asa untuk bertaubat.

Itu sebabnya, menutupi aib seseorang itu penting. Seseorang akan lebih mudah bertaubat saat ia masih punya harga diri untuk dipertahankan ketimbang pada saat ia sudah kehilangan.


GADIS YANG TIDAK DAPAT CUKUP BANYAK PERHATIAN DI RUMAH AKAN MENCARINYA DI LUAR
Hal itu terjadi pada Anna. Aku yakin kalian bisa melihat dengan jelas saat dimana Anna kesepian dan tak punya teman bermain. Pesan untuk para orang tua adalah bahwa pekerjaan dan alasan apapun tidak seharusnya membuat mereka mengurangi perhatian dan kasih sayang mereka pada anak mereka, khususnya yang perempuan, apa lagi di zaman sekarang ini, Sudah ada terlalu banyak contoh anak perempuan yang mulai mencari pacar karena kekurangan kasih sayang di rumah ini. Menyedihkan.

Seseorang yang kekurangan kasih sayang di rumah biasanya akan jatuh ke lembah pacaran


Pesan yang terakhir ini bisa disebut sebagai pesan positif dan negatif. Karena ada sisi positifnya tapi juga ada sisi negatifnya. Dan pesan itu berbunyi ...


CINTAILAH KEKURANGAN SESEORANG
Pesan ini disampaikan oleh Troll kepada Anna. “Jangan cintai seseorang karena status kebangsawanannya atau ketampanannya. Pilih saja seseorang yang cocok lalu cintai ia sepenuh hati. Cintai kelebihan dan kekurangannya karena setiap orang pasti memilikinya.”

Bagusnya adalah, itu menunjukkan kepada anak muda, bahwa cinta itu bukan sesakral yang biasa mereka nyanyikan dalam lagu-lagu dan seperti yang mereka lihat di film-film. Kita tidak perlu terlalu selektif saat memilih pasangan. Orang biasa pun sering kali lebih baik ketimbang mereka yang bergelar ini dan itu.

Jeleknya, pesan ini bisa jadi alasan bagi seorang preman dan penjahat untuk mencari seorang gadis sebagai teman hidup mereka. Jika si pemudi memaknai pesan ini adalah memilih tanpa lagi menggunakan akalnya, maka pesan ini akan menjadi pesan yang buruk.

cintailah kekurangan seseorang


Aku kira sampai disini dulu pembahasanku tentang dampak baik film Disney Frozen. Sebenarnya aku ingin membahas soal Sven dan Olaf yang dengan bodohnya menyanyikan lagu summernya tapi aku sedang malas jadi lain kali saja ya. Ditunggu komentarnya!
Share:

1 komentar:

BTemplates.com

Pengikut