Ada banyak masyarakat yang meyakini, bahwa media adalah pilar
ke-empat dalam alam berdemokrasi, setelah peran eksekutif, legislatif dan juga
yudikatif. Ada banyak pula dari masyarakat kita yang meyakini, bahwa media
telah menciptakan sistem pemerintahan kita yang penuh dengan transparansi.
Lagipun, media memiliki tanggung jawab untuk terus memberikan informasi yang
akurat dan terpercaya, sekaligus terhindar dari bahayanya pemberitaan hoax
yang dapat memecah belah kesatuan bangsa.
Baru-baru ini, Polri memberikan penghargaan kepada sejumlah media
di tanah air. penghargaan tersebut diberikan karena kontribusi media tersebut
dalam membantu Korps Bhayangkara mengemban tugas melayani dan melindungi
masyarakat. Juga sebagaimana yang dikutip dari NTMCPOLRI, bahwa penghargaan
ikut diberikan kepada sejumlah Kabid Humas Polda se-Indonesia. Acara pemberian
penghargaan itu digelar di Rupatama, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/3/2017). Penghargaan itu diberikan langsung
oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Adapun media yang memperoleh penghargaan tersebut ialah: LKBN
ANTARA. Kategori televisi: tvOne, Metro TV, Kompas TV, INews TV, CNN, TVRI,
JakTV, Tribata TV, Liputan6. Kategori
media cetak: Media Indonesia, Harian Pos Kota, Kompas dan Republika. Kategori
radio: Elshinta, RRI dan Sonora FM dan terakhir
Detik.com yang menjadi medi daring satu-satunya yang mendapat
penghargaan.
Beberapa media ini dinilai oleh Polri telah berusaha menyebarkan
informasi bagaimana kinerja Polri yang sesungguhnya. Bagaimana tidak? Sebab
selama ini citra kepolisian sempat runtuh di mata masyarakat, dan media
memiliki kekuatan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada kinerja
kepolisian yang bersih dan bermartabat. Namun, tentu masyarakat sangat tidak
ingin citra baik kepolisian itu hanya muncul di layar kaca saja. Oleh karena
itu, Polri memang perlu meningkatkan profesionalisme anggotanya dalam
menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Sehingga, apa yang dimunculkan media
terkait kinerja Polri bukan sekedar konstruksi yang penuh dengan realitas semu
(pseudo event). Terakhir, semoga momentum kerjasama antara Polri dan
sejumlah media ini, tidak menghilangkan daya kritis media dalam memberitakan
kinerja mereka demi azas kemanfaatan bersama.







0 komentar:
Posting Komentar